RUU JOGJAKARTA
Ratu Hemas Curiga SBY Mau Hilangkan Sejarah
Minggu, 28 November 2010 , 18:34:00 WIB
RMOL. Gusti Kanjeng Ratu Hemas mempertanyakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan sistem monarki tidak mungkin lagi dipertahankan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sistem monarki itu dimana. Selama ini pemerintah daerah kan melaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah. Jadi monarkinya dimana? Anggapan monarkinya dimana?" kata Ratu Hemas mempertanyakan.
Istri Sri Sultan Hamengku Buwono X ini menyampaikan hal itu saat dihubungi Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Minggu, 28/11) menanggapi pernyataan Presiden SBY pada Jumat lalu soal RUU Keistimewaan Jogjakarta.
Ratu Hemas juga mempertanyakan konsep demokrasi yang diungkap Presiden. Ungkapnya, demokrasi itu adalah melaksanakan keinginan rakyat. Rakyat Jogja meninginkan penetapan Sultan sebagai Gubernur.
"Seluruh lapisan masyarakat Jogja termasuk DPRD-nya, DPD-nya. Aspirasi DPD bukan hanya dari masyarakat Jogja kan, bahkan seluruh DPD menginginkan ada penetapan. Nah ini mau apalagi. Demokratis seperti apa lagi," katanya lagi mempertanyakan.
Kalau mau gubernur Jogja dipilih secara langsung, dia kembali mempertanyakan, dimana letak keistimewaan Jogja. Kalau memang seperti itu, dia menengarai Presiden SBY mau menghilangkan sejarah dengan melupakan proses ijab-kabul penggabungan Keraton Jogja dengan pemerintah Indonesia.
"Berartikan pemerintah akan menghilangkan ijab kabul, itu saja. Itu kan perjanjian antara Jogja dengan pemerintahan Indonesia. Lihat dulu dong perjanjiannya," tegasnya.
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=10630
Presiden SBY: Tak Mungkin Lagi Ada Sistem Monarki
Jum'at, 26 November 2010 , 11:03:00 WIB
RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menegaskan RUU Keistimewaan Jogjakarta harus memikirkan aspek demokrasi. Sebab saat ini sudah tidak mungkin lagi melanjutkan sistem monarki.
"Sebagai negara demokrasi, nilai-nilai demokrasi harus ditegakkan, tidak mungkin ada sistem monarki. Saya yakin ada sistem yang jadi jalan tengah," tegas Presiden saat membuka Sidang Kabinet Terbatas, di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, pagi ini (Jumat, 26/11).
"Saya menegaskan tentang posisi pemerintah terhadap DIY. Pertama sistem nasional NKRI seutuhnya merupakan harga mati, karena dalam UUD secara gambang diatur dalam pasal 18," tambahnya.
Kendati begitu, sambung Presiden, faktor sejarah juga harus diperhatikan. Makanya, dia menilai keistimewaan DIY harus tetap tampak dalam pemerintahan provinsi yang saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X itu.
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=10445
-----------------
Seandainya Ratu Hemas ini asli wanita Jawa apalagi Jogja, tak mungkinlah ada wanita jawa seberani beliau mengungkapkan kekecewaannya itu di depan publik. Ratu Hemas aslinya orang Sumatera yang dinikahi oleh Sri Sultan HB X, dan dikarunia 3 anak, tapi semuanya wanita ...
Sumber Kaskus
0 komentar:
Post a Comment